Kamis, 13 Oktober 2016, Pukul 13.00 s/d 16.00 bertempat di Aula Alm-Multazam Kuningan. Seluruh dewan Guru SMPIT Al-Multazam mengikuti kegiatan Kajian Islami-Tatsqif Tarbiyah oleh Ustadzah Mahmudah, M.Pd (Pengajar dari Husnul Khotimah). Beliau menerangkan bahwa Setiap dalam pekeerjaan kita harus ikhlas sehingga menghasilkan Itqon/Etso kerja islami yang baik, dimana jika kita gali lebih dalam, paling tidak ada lima dimensi utama dalam kerja itqon dalam perspektif Islam, yaitu:
Kerja Ikhlas
Etos kerja Itqon lahir dan didasari dari pondasi ikhlas. Orang yang ikhlas akan bekerja untuk beribadah kepada Alloh dan bukan sekedar dorongan kemanusiaan serta keduniawian. Orang yang ikhlas menyadari betul bahwa pekerjaannya adalah manifestasi amal sholih yang kelak ia akan menuainya di akhirat. Dalam setiap amalan hamba yang ikhlas, pasti akan selalu tergerak untuk memberikan yang terbaik. Meski pun ia tidak mendapat pujian orang lain ia tetap konsisten. Hal itu ia lakukan karena ia sadar bahwa Alloh senantiasa mengawasinya setiap saat, bahkan kelak ia akan dimintai pertanggungjawabannya di sisi Alloh .
Kerja Cerdas
Kerja cerdas adalah kerja yang di dasari ilmu dan perhitungan matang, bukan asal-asalan. Kerja cerdas akan melahirkan kreativitas, terobosan-terobosan jitu, peta manajemen yang jelas, serta konsep yang matang dan terukur dalam setiap pekerjaan. Alloh telah mengajarkan kepada Nabi Dawud untuk berkarya dengan cerdas dan penuh profesionalitas dalam firman-Nya:
“Buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya dan kerjakanlah amalsholih. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kalian kerjakan.” (QS. Saba’ [34]: 11)
Imam Mujahid berkata tentang tafsir ayat (وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ) maksudnya, “Janganlah engkau anyam baju besi dengan paku kecil sehingga baju tersebut renggang (mudah copot/rusak), dan sebaliknya, janganlah engkau anyam dengan paku terlalu besar sehingga menjadikan baju tersebut retak, akan tetapi buatlah dengan ukuran yang pas.”
Pada ayat tersebut Alloh mengajarkan itqon kepada Nabi Dawud dalam membuat baju besi untuk berjihad. Di sinilah kecerdasan otak harus bermain. Tidak akan menjadi sebuah baju besi yang perfect ketika mendesainnya asal-asalan. Inilah itqon; di dalamnya ada kecermatan dalam mengukur, memotong, meletakkan, dan memutuskan. Pekerjaanitqon tidak bisa dikerjakan sempurna tanpa kecerdasan dan kehati-hatian.
Kerja Keras
Kerja keras adalah kerja yang penuh vitalitas atau trengginas (jawa). Kerja keras juga bisa dimaknai sebagai kerja yang tidak mudah loyo dan putus asa, serta bersabar menahan kelelahan hingga tujuan tercapai. Tidak ada pekerjaan perfect melainkan ditempuh dengan kerja keras, susah payah, bahkan seringkali melalui berkali-kali kegagalan. Namun, berkali-kali kita gagal tetap mencoba dan cari akal. Berulangkali kita jatuh terus bangkit dan jangan mengeluh.
Kerja Tuntas
Kerja itqon adalah kerja yang menuntaskan. Kerja tuntas inilah yang menjadi salah satu tolok ukur pekerjaan yang perfect. Ketika Nabi Nuh diperintahkan membuat kapal, maka ia mulai bekerja dari mendesain hingga mendatangkan bahan baku, bahkan ikut terjun langsung dalam mega proyek tersebut. Di saat peralatan serba tradisional, tentu membuat kapal besar yang mampu berlayar di tengah badai bukan pekerjaan yang mudah dan cepat. Namun, karena ke-itqon-an beliau akhirnya Nabi Nuh mampu menuntaskan kapal yang perkasa; bahtera yang lebih hebat dari kapal Titanic yang hancur diterjang badai karena kesombongan para pembuatnya. Allohu al–Musta’an.
Ketika empat dimensi itqon tersebut terpadu di dalam seseorang, maka ia akan bisa melejitkan karya-karya terbaik untuk umat manusia. Inilah etos kerja itqon yang luar biasa di dalam Islam. Marilah kita budayakan..