Menulis merupakan hal terpenting dalam peradaban manusia. Perannya mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlebih dalam dunia pendidikan. Menulis merupakan aksi dari reaksi manusia membaca, karena tidak mungkin manusia dapat menulis jika manusia tersebut tidak membaca, apapun itu. Hal tersebut merupakan lingkup literasi. Dari sudut pandang tersebut, SMPIT Al-Multazam mengadakan kegiatan literasi yang bertajuk “Pena dan Dialog : Menggali kreatifitas melalui menulis dan bermain peran.” pada Selasa (08/05).
Pada kesempatan ini, sebagai penyelenggara tim literasi sekolah berkolaborasi dengan MGMP Bahasa Indonesia untuk mensukseskan kegiatan tersebut. Literasi dalam hal ini menitik beratkan praktek menulis dan seni peran (apresiasi teater/drama), dengan tujuan memotivasi santri untuk menumbuhkan keinginan dalam menulis, menumbuhkan rasa percaya diri sehingga diharapkan santri menghasilkan karya yang orisinil. Seni peran pun dalam dunia pendidikan sangatlah penting untuk dipelajari, sudah bukan rahasia umum bermain peran menjadi salah satu jalan untuk menumbuhkan jiwa yang kreatif, percaya diri, dan lebih memberikan warna baik bagi individu santri bahkan untuk semua kalangan di dunia pendidikan.
Tifani Kautsar,M.Pd. sebagai pembimbing Teater Pecut, Dapur Sastra Uniku juga pendiri sanggar gerimis sekaligus dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan begitu apik dan asyik dalam menyampaian materi sehingga santri sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Peserta melibatkan seluruh kelas VIII karena kegiatan ini merupakan lanjutan dari pembelajaran kelas dimana pada mata pelajaran bahasa Indonesia mempelajari materi drama, diharapkan dengan adanya kegiatan ini santri lebih percaya diri, dan maksimal dalam praktek drama. Selain itu, santri yang tergabung dalam ekstrakurikuler teater dan literasi turut dilibatkan. Menurut beberapa peserta ini merupakan “pengalaman dan menambah wawasan”. Tentu kedua materi yang disampaikan narasumber ada keterkaitan dengan materi yang telah disampiakan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia dikelas.
Dalam sesi menulis peserta mempelajari bagaimana menemukan ide, tujuan menulis, manfaat menulis, dan hasil tulisannya dapat diterbitkan. Materi menulis berkembang ketika peserta atau santri mulai memberikan berbagai pertanyaan. Tentu ini hal yang positif, peserta mulai tumbuh keinginan untuk menulis. Senada dengan materi seni peran, peserta sangat antusias mempelajari mengasah mental supaya lebih percaya diri. Karena hal ini, sangat dibutuhkan oleh para santri dalam kegiatan lainnya di sekolah maupun di asrama. Tentu harapan dari kegiatan ini, semua keinginan guru dan peserta dapat terpenuhi. Semoga bermanfaat. Salam literasi.