Membanggakan! SMPIT Al-Multazam Raih Medali Perunggu Tingkat Nasional Bidang Robotika di Ajang KOSSMI 2025

Bogor, 12 Mei 2025 Prestasi kembali diraih oleh santri SMPIT Al-Multazam di tingkat nasional. Dua santri berbakat, Siti Asherina Athasyla Handris dan Naura Nazneen Qonita Natsir, berhasil meraih Medali Perunggu dalam ajang Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia (KOSSMI) 2025 untuk Bidang Robotika, yang berlangsung pada tanggal 10–12 Mei 2025 di Kampus IPB, Bogor.

Kompetisi yang diadakan oleh KOSSMI ini merupakan ajang tahunan berskala nasional yang mempertemukan para siswa terbaik dari sekolah Islam seluruh Indonesia. Kategori robotika menjadi salah satu bidang paling kompetitif karena memadukan kecerdasan logika, pemrograman, kreativitas desain, serta kemampuan problem-solving berbasis teknologi.

Seleksi Ketat: Dari Ribuan Peserta Menjadi 10 Finalis

Perjalanan Asherina dan Naura menuju podium nasional bukanlah hal yang mudah. Sejak awal, ribuan peserta dari seluruh Indonesia mendaftar untuk mengikuti kompetisi. Pada tahap pertama, dewan juri menyeleksi menjadi 105 tim sekolah terbaik berdasarkan proposal dan uji konsep robotik.

Dari 105 tim tersebut, hanya 25 tim sekolah yang berhak maju ke babak semifinal, yang melibatkan simulasi robot secara langsung, uji strategi, dan efisiensi algoritma. Dari tahap ini, juri kembali menyaring hingga tersisa hanya 10 tim finalis terbaik untuk maju ke babak final nasional yang berlangsung secara langsung di IPB, Bogor.

Tim SMPIT Al-Multazam tampil memukau di babak final dengan menunjukkan robot karya mereka yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan teknis: mulai dari navigasi otomatis, pengambilan objek, hingga efisiensi waktu penyelesaian misi. Ketepatan perhitungan logika, efisiensi gerak, dan inovasi desain menjadi keunggulan tim ini di mata juri.

Robotika dan Santri: Integrasi Sains dan Keislaman

Kemenangan ini menjadi bukti nyata bahwa santri masa kini tak hanya andal dalam ilmu agama, tetapi juga mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat tinggi. Dalam proses perancangannya, Asherina dan Naura menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk eksplorasi sensor, bahasa pemrograman robotik dasar, dan simulasi algoritma, tentu saja dengan tetap menjaga semangat dan adab sebagai seorang santri.

Dalam pembimbingannya, para guru pembina SMPIT Al-Multazam tidak hanya menekankan aspek teknis, tetapi juga aspek nilai keislaman, akhlak dalam berkarya, dan pentingnya niat dalam setiap proses belajar.

“Robotika bukan hanya soal mesin atau logika, tetapi tentang bagaimana kita mendekatkan diri kepada Allah melalui keilmuan dan kontribusi nyata,” ungkap Ust. Eka Sukmana, M.Pd salah satu pembina tim robotik, menegaskan pentingnya spiritual mindset dalam setiap proses pencapaian.

Inspirasi untuk Generasi Santri Digital

Prestasi ini menjadi momentum inspiratif bagi seluruh siswa dan civitas akademika SMPIT Al-Multazam. Ust. Sulaeman, S.H.I Kepala sekolah dalam sambutannya menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan buah dari pendidikan yang terintegrasi antara iman, ilmu, dan teknologi.

“Kami bangga dengan ananda Asherina dan Naura. Ini bukan sekadar juara, tapi bukti bahwa pendidikan berbasis tauhid bisa melahirkan santri yang unggul di era digital. Semoga prestasi ini menginspirasi teman-temannya untuk terus berkarya dan meluaskan kontribusi,” ujar beliau.

Tak kalah menarik, Asherina dan Naura juga sempat membagikan pengalaman mereka di hadapan teman-teman sekolah dalam sesi refleksi, menceritakan bagaimana mereka jatuh bangun dalam merancang robot, memperbaiki error program, hingga akhirnya bisa berdiri di panggung nasional membawa nama Ponpes Terpadu Al-Multazam.

“Awalnya banyak tantangan, robot sering error, tapi kami terus belajar dan saling mendukung. Kami yakin, selama niat kami benar dan usaha maksimal, Allah akan memberikan hasil terbaik,”  kata Naura dan Sherin, dengan mata berbinar.

Dukungan iPad dan Teknologi Pembelajaran di Sekolah

Perlu diketahui, proses eksplorasi robotika ini juga didukung oleh program iPad Digital Learning di SMPIT Al-Multazam yang memungkinkan siswa mengakses sumber belajar, simulasi coding, hingga visualisasi rancangan robot secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi digital di lingkungan pesantren bukan sekadar slogan, melainkan sudah menjadi realita dalam pembelajaran sehari-hari.

Dengan semangat kolaborasi, integrasi ilmu dan iman, serta pembelajaran berbasis teknologi, SMPIT Al-Multazam terus membuktikan diri sebagai lembaga pendidikan yang mencetak santri unggul di era modern. Semoga prestasi ini menjadi inspirasi dan semangat baru bagi seluruh santri untuk terus berkarya, berinovasi, dan memberi manfaat untuk umat.