Nama Penulis: Ali Nurdin, S.Pd.I
Email: kaptenali1992@gmail.com
Tanggal Pembuatan: 16 Otkober 2021
Abstract
Penelitian ini didasari oleh permasalahan siswa yang belum dapat menguasi materi pembelajaran secara maksimal berdasarkan konsep yang diajarkan. Pada beberapa permasalahan yang bersifat aplikatif, siswa terkadang keliru dalam menjawab dan menentukan solusi dari permasalahan tersebut. Siswa yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahan-permasalahan dengan baik dan benar. Dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis, peneliti menerapkan e-book interaktif dalam pembelajaran biologi. E-book interaktif merupakan media pembelajaran yang memadukan text, gambar. video, dan audio berbasis komputer untuk membantu memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret sehingga tidak terjadi verbalisme dalam pembelajaran yang menyebabkan siswa mendapatkan konsep yang abstrak. Tujuan penelitian ini yaitu (1) Mengkaji perbedaan aktivitas belajar siswa yang menggunakan e-book interaktif dengan siswa yang tidak menggunakan e-book interaktif, (2) Mengkaji perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan e-book interaktif dengan siswa yang tidak menggunakan e-book interaktif, dan (3) Mengkaji seberapa besar respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran e-book interaktif. Hasil penelitian menunjukan aktivitas belajar siswa yang menggunakan e-book interaktif lebih baik dibandingkan dengan aktivitas belajar siswa yang tidak menggunakan ebook interaktif dalam pembelajaran biologi. Terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang signifikan antara siswa yang menggunakan e-book interaktif dengan siswa yang tidak menggunakan e-book interaktif dalam pembelajaran biologi. Perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis yang signifikan terdapat pada indikator KBK-2 (menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan)
Kata kunci Keterampilan berpikir kritis, e-book interaktif, indikator
Introduction
Belajar tidak selamanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, abstrak dan berada dibalik realitas. Materi seperti itu seringkali tidak efektif diajarkan dengan menggunakan metode konvensional yang hanya mengandalkan verbalistik. Untuk itu diperlukan adanya suatu alat bantu berupa media pembelajaran (Asyhar, 2012:28).
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembelajaran dan dapat dipandang sebagai salah satu alternatif strategi yang efektif dalam membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Peran penting media dalam pembelajaran mengharuskan para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media. Media pembelajaran memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan tersembunyi. Ketidakjelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media pembelajaran sebagai perantara (Faturrahman, 2011:65).
E-Book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. E-Book dapat diintegrasikan melalui tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun video sehingga informasi yang disajikan lebih bervariasi dibandingkan dengan buku konvensional. Keunggulan e-book ini dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran interaktif dimana siswa secara langsung dapat memilih menu yang tersedia seolah-olah mengajak berdialog terhadap siswa tersebut.
Konsep pencemaran dan perubahan lingkungan merupakan materi pembelajaran yang bersifat aplikatif. Pencemaran lingkungan didefinisikan dalam undang-undang pokok pengelolaan lingkungan hidup no 4 tahun 1982 sebagai peristiwa masuk atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya (Pujiyanto, 2008:287). Materi Pencemaran dan Perubahan Lingkungan diambil karena permasalahan-permasalahan di dalamnya berhubungan dengan kehidupan nyata yang kompleks serta memerlukan pemikiran yang kritis untuk dapat memecahkannya. Melalui pembelajaran ini siswa diberikan wawasan tentang lingkungan yang dapat diangkat sebagai masalah aktual untuk dipikirkan dan dipecahkan.
Hasil studi pendahuluan di SMA Negeri 1 Waled menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis yang merupakan proses berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan sangat perlu dikembangkan kembali. Kebanyakan siswa belum dapat menguasi secara maksimal materi pembelajaran, sehingga pada beberapa permasalahan yang bersifat aplikatif, siswa terkadang keliru dalam menjawab dan menentukan solusi dari permasalahan tersebut.
Melalui media pembelajaran yang tepat keterampilan berpikir kritis siswa dapat ditingkatkan. Siswa yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahan-permasalahan dengan baik. Selain itu, siswa yang berpikir kritis juga dapat menggunakan ide yang abstrak untuk bisa membuat model penyelesaian masalah secara efektif. Adanya media pembelajaran sebagai alat bantu penyampaian pesan dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Media pembelajaran yang didominasi oleh teks book dan kurang bervariasinya konten pembelajaran yang di sajikan dalam power point hanya menekan siswa pada aspek hapalan saja. E-book interaktif menggabungkan beberapa konten seperti teks, animasi, audio, gambar, dan video memberikan peluang kepada siswa untuk dapat memahami konsep lebih dalam lagi. Dengan demikian diharapkan keterampilan berpikir kritis siswa dapat meningkat sehingga siswa bukan hanya hapal, namun dapat menjelaskan, menganalisis, dan membuat solusi dari permasalahan pencemaran dan perubahan lingkungan, serta mengaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan penelitian ini yaitu (1) Mengkaji perbedaan aktivitas belajar siswa yang menggunakan e-book interaktif dengan siswa yang tidak menggunakan e-book interaktif, (2) Mengkaji perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan e-book interaktif dengan siswa yang tidak menggunakan e-book interaktif, dan (3) Mengkaji seberapa besar respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran e-book interaktif.
Penelitian yang dilakukan dibatasi sesuai dengan kemampuan peneliti, baik berupa tenaga, biaya dan waktu. Agar lebih terarah peneliti memfokuskan penelitian pada penerapan e-book interaktif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada pokok bahasan pencemaran dan perubahan lingkungan di SMA Negeri 1 Waled dengan rincian sebagai berikut:
- Keterampilan berpikir kritis siswa mengacu kepada 3 indikator berpikir kritis yang dikemukakan oleh Alec Fisher yaitu 1) mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan-pernyataan dan gagasan-gagasan, 2) menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan, dan 3) menarik inferensi-inferensi.
- E-book interaktif yang diterapkan dalam pembelajaran dikembangkan oleh peneliti dengan metode pengembangan media yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya.
- Penelitian ini menekankan pada perbedaan hasil belajar yang berupa keterampilan berpikir kritis antara antara siswa yang menggunakan e-book interaktif dengan siswa yang tidak menggunakan e-book interaktif.
Metodologi Penelitian
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara probability sampling. Probability sampling atau pengambilan sampel probabilitas adalah suatu metode pengambilan sampel, dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Secara khusus, pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara acak sederhana (Simple Random Sampling) (Umar. 2008 : 69).
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Waled yang terletak di kecamatan Waled kabupaten Cirebon. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama ± 3 bulan yang terhitung mulai bulan 25 Maret sampai 28 Mei 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X-2 sebagai kelas kontrol dan X-3 sebagai kelas eksperimen di SMA Negeri 1 Waled. Secara lebih rinci tahapan-tahapan penelitian ditunjukan oleh tabel berikut.
No | Kegiatan | Waktu | ||||||||
Maret | April | Mei | ||||||||
4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | ||
1 | Persiapan dan observasi | √ | ||||||||
2 | Penyusunan instrumen | √ | ||||||||
3 | Penyusunan e-book | √ | √ | |||||||
4 | Uji coba instrumen dan e-book | √ | ||||||||
5 | Analisis instrumen dan e-book | √ | ||||||||
6 | Pelaksanaan pretest | √ | ||||||||
7 | Penelitian kelas kontrol | √ | √ | √ | √ | |||||
8 | Penelitian kelas eksperimen | √ | √ | √ | √ | |||||
9 | Observasi aktivitas siswa | √ | √ | |||||||
10 | Pelaksanaan posttest dan kuesioner | √ |
Desain penelitian
Desain penelitian diartikan sebagai rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Uji model atau uji produk berupa e-book interaktif dilakukan dengan menguji keefektifan produk tersebut dibandingkan dengan pembelajaran biasa tanpa menggunakan produk atau model yang dikembangkan. Pengujian ini dilakukan dengan metode eksperimen. Adapun desain metode eksperimen yang dilakukan berupa desain pretest-postest control group design.
Kelompok | Pretest | Perlakuan | Posttest |
Eksperimen | 0 | X | 0 |
Kontrol | 0 | 0 |
Kelompok A maupun kelompok B memiliki karakteristik yang sama atau homogen, karena diambil atau dibentuk secara acak (random) dari populasi yang homogen pula. Dalam desain ini kedua kelompok di beri tes awal (Pretest) dengan test yang sama. Kemudian kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus berupa penggunaan e-book interaktif dalam pembelajarannya. Sedangkan kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya. Setelah beberapa saat kedua kelompok ditest dengan test yang sama sebagai test akhir (posttest). Hasil kedua test akhir (diuji perbedaannya), demikian juga antara test awal dengan test akhir pada masing-masing kelompok . Perbedaaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir, dan antara tes awal dan akhir pada kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan (Sukmadinata, 2012:204)
Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data dari sampel penelitian, peneliti melakukan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut.
- Tes
Menurut Arikunto (2010:53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa. Pada siswa diberikan soal berupa tes dengan soal objektif yang berbentuk pilihan ganda beralasan. Tes tulis ini dilakukan sebelum proses belajar mengajar berlangsung atau tes awal (Pretest) pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen, dan tes sesudah proses (Postest).
- Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secra sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin,2014:153). Observasi ikembangkan untuk menilai kegiatan pembelajaran siswa. Dalam hal ini observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa di kelas kontrol maupun pada kelas eksperimen. Observasi yang dilakukan bersifat observasi tertutup. Pengamatan dilakukan tanpa diketahui oleh responden dan tidak mengganggu jalanya kegiatan pembelajaran. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yaitu lembar pengamatan langsung yang dengan 4 indikator. Indikator tersebut meliputi 1) mengajukan pertanyaan 2) menjawab pertanyaan 3) merespon pendapat siswa lain dan 4) menyimpulkan materi pembelajaran.
- Angket
Menurut Sugiyono (2010:199) angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Tujuan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan e-book interaktif pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Waled. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model skala likert. Angket ini mengharuskan responden menjawab suatu pernyataan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS).
Pembahasan
- Aktivitas belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar (Majid, 2012:225). Dalam mengukur aktivitas belajar siswa digunakan metode observasi. Menurut Sukmadinata (2012:220) observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi yang dilakukan meliputi 4 indikator. Indikator tersebut yaitu 1) mengajukan pertanyaan 2) menjawab pertanyaan 3) merespon pendapat siswa lain dan 4) menyimpulkan materi pembelajaran.
Sanjaya (2012:89) menjelaskan fungsi media dalam pembelajaran bukan hanya sekedar memberi informasi, akan tetapi bagaimana media tersebut dapat merangsang siswa untuk beraktivitas dan mencapai tujuan belajar. Analisis data observasi untuk aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama (grafik 4.1) menunjukan nilai prosentase rata-rata pada indikator-1 kelas kontrol memperoleh 39% dan kelas eksperimen 49%. Untuk indikator-2 kelas kontrol 61% sedangkan kelas eksperimen 57%. Selanjutnya pada indikator-3 kelas eksperimen memiliki prosentase tertinggi 62% dan kelas kontrol 59%. Sedangkan pada indikator-4 kedua kelas memperoleh prosentase yang sama 47%.
Pada pertemuan pertama kelas eksperimen lebih unggul dari kelas kontrol dalam dua aspek aktivitas belajar siswa yaitu pada indikator mengajukan pertanyaan dan merespon pendapat siswa lain, sedangkan pada indikator menjawab pertanyaan kelas kontrol unggul dari kelas eksperimen. Pembelajaran yang diterapkan pada pertemuan pertama untuk kelas eksperimen menggunakan e-book interaktif dengan pembelajaran yang dilakukan di laboratorium komputer. Pembelajaran ini mendorong siswa untuk dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan fasilitas e-book serta guru berperan sebagai fasilitator. Menurut Sugianto (2013) e-book dapat diimplementasikan sebagai sumber belajar mandiri yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan kompetensi atau pemahaman secara kognitif yang dimilikinya serta tidak bergantung lagi pada satu-satunya sumber informasi. Karena merupakan penggabungan dari media cetak dan komputer, maka e-book dapat menyajikan informasi secara terstruktur, menarik serta memiliki tingkat interaktifitas yang tinggi. Selain itu, proses pembelajaran tidak lagi bergantung pada instruktur sebagai satusatunya sumber informasi.
Pertemuan kedua terjadi peningkatan pada masing-masing indikator. Indikator-1 kelas kontrol 59% dan kelas eksperimen 61%. Indikator-2 kelas kontrol 63% dan kelas eksperimen 67%. Pada indikator-3 kelas kontrol memperoleh prosentasae ratarata 60% dan kelas eksperimen 67%. Indikator-4 kelas eksperimen unggul dengan 54% daripada kelas kontrol yang memperoleh prosentase rata-rata 48% (grafik 4.2).
Aktivitas belajar pada pertemuan kedua pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan ini meliputi keempat aspek indikator aktivitas belajar siswa. Peneliti berpendapat bahwa pada pertemuan kedua peningkatan terjadi disebabkan oleh faktor metode diskusi. Namun penerapan e-book yang sudah dapat dipahami penggunaan dan manfaatnya oleh siswa dapat dimaksimalkan secara langsung dalam pembelajarannya. Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan dengan media powerpoint.
Rekapitulasi hasil observasi menunjukan persentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen secara umum lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan aktivitas belajar tidak begitu nampak pada pertemuan pertama karena siswa dikelas eksperimen masih terkesan kaku dalam menggunakan e-book interaktif, sedangkan pada pertemuan kedua perbedaan persentase aktivitas belajar terlihat signifikan dengan adanya diskusi dalam pembelajaran (grafik 4.3). Keunggulan yang dimiliki e-book interaktif memungkinkan guru dan siswa untuk menggali kemampuan yang dilmiki. Menurut Ariani (2010:26) secara umum manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran multimedia seperti e-book interaktif adalah proses pembelajaran yang lebih menarik, lebih interaktif, kualitas belajar siswa lebih termotivasi. Asyhar (2012:30) menambahkan bahwa dalam proses aktif, media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa. Artinya, melalui media siswa dapat memperoleh pesan atau informasi sehingga membentuk pengetahuan baru pada diri siswa.
- Perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
- Kemampuan awal siswa
Kemampuan awal siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest yang telah di analisis dan diuji statistik. Nilai rata-rata pretest menunjukan bahwa kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak memiliki perbedaan. Dari hasil ini nilai kedua kelas sama-sama memperoleh rata-rata 63 dari skor maksimal 100. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil yang didapatkan dari uji statistik untuk data pretest secara umum. Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji T tes adalah 0,841. Hasil ini menunjukan nilai signifikansi yang lebih besar dari 𝛼 atau >0,05 sehingga H0 diterima. Pretest dilakukan sebelum diberikan perlakuaan kepada masing-masing kelas. Dalam hal ini setiap kelas belum mengalami proses pembelajaran secara langsung dari peneliti sehingga kemampuan rata-rata yang dimiliki siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Dalam proses selanjutnya terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada analisis kemampuan awal siswa untuk setiap indikator KBK. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari pengolahan dan analisis data pretest secara khusus untuk setiap indikator KBK menunjukan bahwa pada indikator KBK-1 dan indikator KBK-2 tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Tetapi hasil uji statistik indikator KBK-3 menunjukan terdapat perbedaan kemampuan awal yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Kelas kontrol memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Dengan demikian pada dapat disimpulkan bahwa siswa kelas kontrol memiliki keunggulan dalam kemampuan awal pada aspek menarik inferensi-inferensi.
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Menurut Trianto (2006 : 26) pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa harus dihubungkan dengan materi pelajaran melalui berbagai metode, strategi, pendekatan atau model pembelajaran termasuk media pembelajaran. Oleh karena itu, dalam mengajarkan suatu materi harus dipilih model dan media pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Selain itu, pertimbangan lainnya dalam memilih suatu model pembelajaran adalah materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
- Kemampuan siswa setelah pembelajaran
Penerapan e-book interaktif dilakukan pada kelas X-3 di SMA Negeri 1 Waled. Sedangkan kelas X-2 merupakan kelas kontrol dengan pembelajaran tanpa menggunakan e-book interaktif. Berdasarkan hasil pengukuran kemampuan rata-rata siswa setelah mengikuti pembelajaran, nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil ini kemudian dianalisis dengan uji statistik yang meliputi uji prasarat dan uji hipotesis. Dari hasil uji hipotesis data posttest menunjukan nilai signifikansi 0,003 yang berarti H0 ditolak karena nilai sig. <0,05. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen pada kemampuan rata-rata siswa setelah dilakukannya pembelajaran.
Penilaian terhadap kemampuan akhir dilakukan untuk mengukur seberapa jauh tingkap pencapaian prestasi belajar selama mengikuti pembelajaran. Keterampilan berpikir kritis yang dijadikan acuan sebagai hasil belajar dapat dicapai lebih tinggi oleh kelas eksperimen dibandingkan dengan pencapaian kelas kontrol. Dengan demikian penerapan e-book interaktif dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa secara signifikan.
Arsyad (2014: 19-20) menjelaskan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain itu media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,dan memadatkan informasi.
Dalam e-book interaktif terdapat kombinasi video, animasi, teks, dan gambar yang memungkinkan penyajian data menjadi lebih konkrit sehingga mudah dipahami. Kerucut pengalaman (cone of experience) yang dikemukakan oleh Edgar Dale memberikan gambaran bahwa semakin konkret siswa mempelajari pelajaran, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya semakin abstrak siswa mempelajari pelajaran, semakin sedikit pula pengalaman yang diperolehnya
Nilai rata-rata posttest untuk indikator KBK-1 dan KBK-2 lebih besar kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun untuk indikator KBK-3 nilai rata-rata posttest kelas kontrol lebih besar dari kelas eksperimen. Hasil uji statistik menunjukan pada indikator KBK-1 dan KBK-2 untuk data posttest nilai signifikansi adalah 0,010 dan 0,009 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan rata-rata siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran. Adapun hasil uji hipotesis data posttest untuk indikator KBK-3 diperoleh nilai sig. 0,516. Dengan demikian pada indikator KBK-3 kemampuan siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen tidak terdapat perbedaan yang signifikan atau relatif sama.
Kemampuan awal siswa pada kelas kontrol untuk indikator KBK-3 lebih unggul dibandingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini mempengaruhi pencapaian kelas kontrol pada hasil posttest yang telah dilakukan. Menurut Sanjaya (2012:22) proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan dan karakteristik siswa yang berbeda-beda. Siswa akan mudah mempelajari bahan pelajaran apabila siswa tersebut telah memiliki sejumlah kemampuan awal. Siswa akan mudah mempelajari bahan pelajaran, apabila dalam dirinya terdapat kemampuan awal yang dibutuhkan. Siswa yang memiliki kemampuan awal akan lebih siap dibandingkan dengan siswa yang belum memiliki kemampuan awal.
Meskipun hasil uji statistik menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontol dan kelas eksperimen untuk pencapaian hasil posttest pada indikator KBK-3, tetapi hasil yang diperoleh ini menunjukan hal posistif bagi kelas eksperimen. Kemampuan menarik inferensi-inferensi kelas eksperimen yang awalnya tertinggal dari kelas kontrol sanggup diimbangi setelah melalui pembelajaran dengan penerapan e-book interaktif. Dahar (2011:19) menjelaskan bahwa belajar bukan sekedar menambah informasi, melainkan sebagai proses perubahan prilaku berkat adanya pengalaman. Perubahan prilaku dapat dikontrol melalui rangsangan luar individu yang belajar. Rangsangan inilah yang kemudian dapat mengendalikan setiap perubahan. Dengan demikian setiap perubahan berkaitan erat dengan stimulus. Sekecil apapun perubahan, pada dasarnya hal tersebut merupakan hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respon dari dalam diri siswa.
- Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa
Peningkatan keterampilan berpikir kritis dapat dilihat dari N-gain yang diperoleh masing-masing kelas. N-gain untuk kelas kontrol adalah 0,22 dan Ngain kelas eksperimen 0,40. Kelas eksperimen memiliki N-gain lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal menunjukan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih unggul dari pada peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa di kelas kontrol. Hasil uji hipotesis yang diperoleh dari uji Mann-Withney U paada data N-gain secara umum menunjukan nilai signifikansi 0,000. Karena nilai sig.<0,05 maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Menurut Susilana (2008:124) e-book yang termasuk kedalam multimedia interaktif mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas hasil belajar bagi penggunanya. Media ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan percepatan belajar masing-masing. Penerapan e-book interaktif memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. Dengan penerapan e-book interaktif dalam pembelajaran dapat memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan daya indera para siswa. Selain itu penerapan e-book interaktif juga dapat meningkatkan motivasi dan gairah belajar para siswa untuk menguasai materi pelajaran secara utuh, mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar serta memungkinkan siswa untuk belajara secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
Analisis N-gain perindikator dilakukan guna mengetahui indikator KBK yang memiliki perbedaan peningkatan signifikan atau bahkan tidak memiliki perbedaan peningkatan KBK antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Berdasarkan data N-gain yang diperoleh untuk setiap indikator KBK secara keseluruhan N-gain kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas N-gain kelas kontrol. N-gain tertinggi kelas eksperimen terdapat pada indikator KBK-2 dengan nilai rata-rata N-gain 0,12. Sedangkan N-gain indikator KBK-1 dan KBK-3 untuk kelas eksperimen adalah 0,04 dan 0,05. Pada kelas kontrol Ngain tertinggi 0,07 pada indikator KBK-2, sedangkan Indikator KBK-1 dan KBK- 3 yaitu 0,02 dan 0,03.
Uji hipotesis pada masing-masing N-gain indikator KBK dilakukan dengan uji Mann-Withney U dan karena semua data berdistribusi tidak normal. Hasil dari uji hipotesis untuk masing-masing indikator pada data N-gain menunjukan bahwa nilai signifikansi N-gain pada indikator KBK-1 sig. 0,075 dan KBK-3 sig. 0,170. Nilai signifikansi keduanya menunjukan nilai yang >0,05 sehingga H0 diterima. Sedangkan hasil uji hipotesis untuk data N-gain indikator KBK-2 memperoleh nilai signifikansi 0,011. Nilai signifikansi <0,05 sehingga H0 ditolak. Berdasarkan hasil uji hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis yang signifikan terdapat padat indikator KBK-2 sedangkan untuk indikator KBK-1 dan KBK-3 tidak terdapat perbedaan peningkatan keteramilan berpikir kritis yang signifikan.
Perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang ditinjau dari masing-masing indikator KBK menunjukan hasil yang kurang signifikan. Hanya pada indikator KBK-2 perbedaan peningkatan KBK dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa kurang maksimalnya ketercapaian keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dipengaruhi oleh terbatasnya prasarana yang dimiliki siswa untuk memahami materi secara lebih mendalam melalui e-book interaktif. Meskipun e-book yang dikembangkan peneliti bersifat bersifat offline dan dapat dibuka dengan menggunakan komputer notebook atau Ipad, namun tidak semua siswa memiliki fasilitas tersebut untuk mempelajarinya diluar sekolah. Menurut Desmita (2014:56) sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Berbagai pengalaman yang dirancang agar siswa dapat mencapai tujuan khusus seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman belajar harus mendorong agar siswa aktif belajar baik secara fisik ataupun non-fisik. Adanya fasilitas dalam pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri.
- Respon siswa terhadap penerapan e-book interaktif dalam pembelajaran
Respon merupakan tanggapan yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang telah diberikan. Pengukuran respon siswa terhadap penerapan e-book interaktif dalam pembelajaran biologi sangat penting diketahui karena respon siswa terhadap penerapan e-book ini dapat menjadi salah satu tolak ukur dalam mengevaluasi e-book dan penerpannya.
Hasil dari pengukuran respon siswa terhadap penerapan e-book interaktif dalam pembelajaran biologi menunjukan respon yang positif. 57% siswa memberikan tanggapan yang kuat terhadap penerapan e-book interaktif dalam pembelajaran biologi. Bahkan 43% sisanya memberikan respon yang sangat kuat. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa siswa merasa tertarik terhadap penerapan e-book interaktif dalam pembelajaran biologi pada pokok bahasan pencemaran dan perubahan lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Waled.
Terdapat banyak teori yang menyebutkan keuntungan penggunaan multimedia dalam pembelajaran. Respon kuat yang diberikan siswa terhadap penerapan e-book interaktif dalam pembelajaran biologi ini sesuai dengan pendapat Kemp & Dayton dalam Arsyad (2014:25) yang mengatakan bahwa media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa terjada serta fokus terhadap pembelajaran. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-rubah, penggunaan efek khusus yang menyebabkan keingintahuan siswa, menunjukan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
Cheng (2012) dalam penelitian “The Effect of Multimedia Computer Assisted Instruction and Learning Style on Learning Achievement”, mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan media komputer dapat memotivasi siswa menggunakan pendekatan hidup dan belajar aktif. Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) terhadap materi ajar, menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Penerapan penggunaan multimedia merupakan kombinasi dari grafik, teks, suara, video, dan animasi. Objek dan keadaan yang sebenarnya, yang tidak dapat dilihat langsung, dapat digantikan dengan penerapan penggunaan mutimedia yang berupa penayangan teks, grafik, suara, video, dan animasi (Sanjaya, 2012:62).
Kesimpulan
Aktivitas belajar siswa yang menggunakan e-book interaktif lebih baik dibandingkan dengan aktivitas belajar siswa yang tidak menggunakan ebook interaktif dalam pembelajaran biologi. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol 52% dan 58% pada pertemuan pertama dan kedua, sedangkan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen 53% dan 62% pada pertemuan pertama dan kedua.
Terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang signifikan antara siswa yang menggunakan e-book interaktif dengan siswa yang tidak menggunakan e-book interaktif dalam pembelajaran biologi. Perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis yang signifikan terdapat pada indikator KBK-2 (menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan). Penerapan e-book interaktif dalam pembelajaran biologi mendapat respon positif dari siswa. Rekapitulasi angket menunjukan 56,7% siswa memberikan respon kuat dan 43,3% memberikan respon yang sangat kuat. Hal ini menunjukan bahwa siswa merasa tertarik dan antusias dalam pembelajaran.