Nama Penulis: Tri Fitriany, S.Si
Lembaga Pendidikan: Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam
Tanggal Pembuatan: 13 April 2021
Pemanasan global atau sering disebut Global Warming merupakan sebuah kejadian dimana meningkatnya temperatur dan juga merupakan adanya ketidakseimbangan antara ekosistem yang ada di bumi sehingga mengakibatkan adanya proses untuk meningkatnya temperatur rata-rata pada atsmosfer seperti uap air, karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan chloroflorocarbon (CFC) di atmosfer mengakibatkan sebagian dari panas ini dalam bentuk radiasi infra merah tetap terperangkap pada lapisan atmosfer yang menjadikan beberapa dari panas yang berupa radiasi infra merah tetap saja terperangkap pada lapisan atmosfer.
Global warming atau pemanasan global merupakan isu yang cukup sering diangkat, mengingat mempunyai dampak yang sangat besar dalam kehidupan. Meskipun sudah sering dibicarakan, isu ini masih terus ada sampai saat ini. Aktivitas manusia berperan sangat besar menjadi penyebab pemanasan global atau global warming. Mulai dari aktivitas sehari-hari hingga kegiatan industri, yang berdampak pada efek rumah kaca. Gas rumah kaca berupa karbon dioksida yang menumpuk di atmosfer, akan merangkap panas yang seharusnya bisa keluar.
Untuk itu, perlu kerjasama dari berbagai pihak terutama generasi muda sebagai penerus bangsa di masa depan. Generasi muda harus mulai peduli terhadap pemanasan global karena dampak negatifnya sudah mulai dirasakan. Hal sederhana adalah udara yang kian panas, naiknya permukaan laut hingga perubahan iklim di berbagai belahan dunia. Ada beberapa hal yang mudah dilakukan oleh generasi muda untuk mengatasi global warming. Diantarnya adalah :
- Menanam Pohon (Reboisasi)
Upaya itu bisa dilakukan tanpa membutuhkan bantuan banyak orang.
- Gunakan Transportasi Umum dan Sepeda
Usahakan untuk tidak menggunakan mobil atau motor jika bepergian sendiri atau dalam jarak dekat. Dengan mengurangi penggunaan mobil atau motor, bukan hanya untuk menghemat uang tetapi lebih sebagai responsibility terhadap lingkungan. Sebaliknya, ketika memakai motor atau mobil, berarti kita juga sudah menyumbang pemanasan global.
- Minimalkan Penggunaan Peralatan Yang Mengandung CFC
CFC umumnya dihasilkan oleh peralatan pendingin udara, perlu diketahui bahwa saat ini CFC menyumbangkan 20% dalam proses terjadinya efek rumah kaca. Karenanya dalam mengatasi suhu ruang yang panas, kita dapat merancang sebuah bangunan yang mempunyai banyak ventilasi udara sehingga tidak perlu memakai pendingin ruang atau AC. Namun seandainya penggunaan AC memang diperlukan pastikan kita memakai AC non CFC yang ramah lingkungan.
- Matikan Perangkat Elektronik Saat Tidak Terpakai
Menggunakan lampu LED adalah cara cerdas untuk meningkatkan efisiensi energi. Apalagi harga lampu LED sekarang sudah terjangkau, pilihlah yang memiliki sensor cahaya sehingga bisa mati secara otomatis. Beberapa jenis perangkat elektronik, seperti TV dan komputer, memiliki fitur standby (mode siaga). mode standby masih mengonsumsi sampai 40 persen dari energinya dalam waktu 20 jam. Karena itu, jika alat tak dipakai, adalah penting untuk mematikan perangkat dibanding memilih mode standby.
- Reuse
Gunakan keramik atau gelas cangkir kopi bukan cangkir sekali pakai seperti yang terbuat dari plastic dan Styrofoam. Gunakan kembali kantong plastik dan wadah penyimpan barang lainnya.
- Reduce
Hemat penggunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan, sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara.
- Recycle
Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. Gunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan lingkungan
- Kampanyekan Menjaga Alam dan Lingkungan
Sebarkan pengetahuan tentang perubahan iklim dan didik orang lain. Ajarkan sebanyak mungkin orang untuk menghormati serta turut menjaga alam dan lingkungan. Luangkan waktu untuk memberi informasi atau terlibat dalam kegiatan sosial untuk membantu menyayangi Bumi. Dampak dari global warming atau pemanasan global sendiri sangat merugikan manusia. Sebab efek global warming merupakan bibit-bibit dari bencana-bencana yang timbul seperti banjir, tanah longsor, hingga munculnya berbagai jenis penyakit baru yang saat ini sudah banyak terjadi.