Budaya pendidikan baru yang menguatkan kemanusiaan dan produktivitas perlu dibangun dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat diwujudkan dengan terus menghadirkan inovasi dan kreatifitas secara continu, seperti halnya SMPIT Al-Multazam merupakan sekolah yang menyenangkan dan membahagiakan
Awal tahun ajaran baru 2023/2024 sudah dimulai. Masa dimulainya tahun ajaran baru yang dibuka dengan masa pengenalan lingkungan sekolah perlu terus didorong agar dijalankan dengan budaya baru guna menghadirkan lingkungan sekolah yang positif.
Sosialisasi Program Sekolah dan Demo Ekstrakurikuler merupakan agenda tahunan yang selalu dilakukan oleh SMPIT Al-Multazam. Kegiatan sosialisasi ini sangat penting sebagai awal hubungan seluruh warga sekolah dalam pendekatan pembinaan pada peserta didik, demi tercapainya tujuan pendidikan maupun pembinaan akhlak setiap santri.
Ajakan untuk membangun budaya baru dalam pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) menyenangkan terus digemakan oleh tim kurikulum maupun tim kesiswaan di SMPIT AL-Multazam. ”Gerakan MPLS menyenangkan untuk menyambut tahun ajaran baru tidak sebatas program rutin, namun dapat dimanfaatkan juga untuk melawan kasus kekerasan atau bullying di sekolah. Termasuk juga untuk pengembangan diri siswa agar optimal ke depannya,” kata Kepala Sekolah, Ust. Sulaeman, S.H.I, dalam acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Menyenangkan dalam Membangun Budaya Meraki yang digelar melalui Program Sekolah dan Demo Ekstrakurikuler, Sabtu (5/8/2023).
Ust. Sulaeman, S.H.I memaparkan, Program Sekolah dan Demo Ekskul diluncurkan dalam rangka membangun budaya dan memperkenalkan program apa saja yang ada di sekolah. ”Biasanya MPLS sebagai sarana bagi santri baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang baru. Namun, kita juga bisa membalikkannya, bagaimana justru sekolah, guru, hingga kakak kelas mengenal para siswa baru. Mengenali tampak sederhana, tapi bermakna fundamental dari kemanusiaan,” kata Ust. Sulaeman selaku Pimpinan Sekolah.
Kreatifitas para Santri dan Guru mengenalkan Program Sekolah.
Menurut Usth. Nurhayati, S.Si, momentum MPLS bisa dipakai untuk memperkuat budaya baru yang dapat memperkokoh transformasi pendidikan menuju pendidikan yang memanusiakan manusia dengan kekuatan gerakan bersama atau gotong royong. Sayangnya, selama ini perubahan pendidikan selalu didekati dengan perubahan struktural lewat kebijakan seperti perubahan kurikulum atau program-program unggulan sekolah.
Pendidikan di sekolah, ujar Nurhayati, harus bisa mendorong guru melakukan tugasnya dengan cinta, sepenuh jiwa, dan kreatif sehingga memberi ruang untuk menerima santri yang berbeda-beda dan mendukung mereka berkembang sesuai potensi dirinya. ”Jika hal-hal fundamental pendidikan tidak dibenahi, dunia pendidikan tidak bisa menyumbang untuk mewujudkan keadilan, kebahagiaan, peningkatan emosi prososial (empati, persahabatan, welas asih) yang fundamental dalam diri manusia,” ujarnya.
Kreativitas tanpa batas Santri Al-Multazam
Berbagai kreativitas pelaksanaan MPLS baik untuk santri baru maupun siswa kelas atas diluncurkan oleh para guru demi membangun budaya meraki dalam pendidikan. Ada kegiatan MPLS dengan ”Mengenalkan Program Ekskul” yang dilaksanakan di SMPIT Al-Multazam, untuk memberikan ruang bagi santri menjadi diri mereka. Program ini mengajak santri untuk hadir ke sekolah dengan memakai kostum dan gaya ekskul pilihan sambil memaparkan presentasi program ekskul masing-masing santri.
Dengan memberi ruang bagi santri mengenal bakat-minat, santri memiliki cinta, jiwa, dan kreativitas untuk mewujudkannya. Dampaknya bisa luar biasa, yang akan diingat santri ke depan, lalu guru dan sekolah punya komitmen bersama untuk menghadirkan pendekatan pembelajaran yang dapat mendukung mimpi tiap siswa,” kata Usth. Nurhayati.
Ada juga MPLS untuk mengenal lingkungan sekolah dengan tema treasure hunt atau perburuan harta karun. Santri diajak melakukan misi sambil betualang di sekolah guna mengenal lebih dekat lingkungan dan budaya sekolah.
Pengenalan diri, teman, dan guru dilakukan lewat kegiatan buddy program, yaitu kakak kelas, guru, dan warga sekolah menyambut kehadiran para santri baru dan memperkenalkan sekolah mereka.
Dian Maolida Utami, S.Si, Wakasek Kesiswaan mengatakan, sekolah harus berorientasi membahagiakan, terlepas apa pun program sekolah yang diterapkan. Program Sekolah dinilai sebagai alat bantu. ”Yang paling penting pelaksana program, yakni guru yang punya cinta, jiwa, dan kreativitas,” katanya
Hadirnya sekolah yang membahagiakan santri dapat mengatasi masalah kekerasan dan perundungan dengan menguatkan budaya. Pola pikir bertumbuh atau growth mindset siswa juga berkembang dan pada akhirnya mendukung produktivitas bangsa.
Sekolah yang menyenangkan itu untuk membangun kesadaran diri. Indikatornya sederhana, bisa terlihat apa santri senang di sekolah atau ingin cepat pulang. Ketika guru mengajar, siswa berebutan bertanya atau diam. Lingkungan sekolah menjadi rasa aman untuk menjadi diri sendiri dan bereksplorasi, dinamis dengan membuat proyek dan karya serta menciptakan kepemilikan dan pelibatan kelas. Guru tidak mengajar hafalan, tapi mencoba proses belajar bertanya dan mengeksplorasi, bukan mengajari,” tutur Usth. Dian Maolida Utami.
Budaya baru dalam pendidikan dengan semangat meraki serta memanusiakan manusia diyakini dapat membunuh ”sel” kekerasan. Namun, sekolah tidak boleh membunuh kodrat manusia yang memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan menghargai perbedaan/keragaman.
Memperkuat Karakter Santri Al-Multazam
Program Pengenalan Sekolah merupakan laboratorium awal untuk mengenalkan hakikat sekolah pada peserta didik,” kata Usth. Irma Maelasari, S.Pd.I. Ia juga menjelaskan bahwa pada pelaksanaan MPLS tidak boleh ada praktik-praktik kekerasan. Hal tersebut sebagaimana tertuang pada Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
Lebih lanjut, ia memaparkan tujuan dari pelaksanaan Program Pengenalan Sekolah, yaitu agar sekolah dapat mengetahui atensi dari santri baru, membantu santri baru untuk beradaptasi di lingkungan sekolah, menumbuhkan motivasi pada santri baru, serta mengembangkan interaksi positif antara peserta didik dan warga sekolah lainnya. ”Selain itu, Program Pengenalan Sekolah juga bertujuan untuk menumbuhkan sifat kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keberagaman, menumbuhkan sifat kedisiplinan, hidup bersih, dan sehat pada diri siswa sehingga dapat mewujudkan peserta didik yang memiliki integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong,” ujar Usth. Irma.